Apakah Sarapan itu Penting?

Dalam bahasa inggris disebut breakfast (break = berhenti; fast = puasa). Yang artinya adalah menghentikan puasa atau disebut makan kembali. Karena malam, mulai dari makan terakhir sampai bangun kembali, tubuh "berpuasa" selama 8 hingga 10 jam. Padahal, selama "puasa" - tubuh tidak mendapatkan asupan apapun.

Sistem tubuh tetap berjalan dan membutuhkan energi dari asupan tersebut. Ketika asupan tak kunjung datang, tubuh mengambil cadangan energi tubuh yaitu glikogen. Itu sebabnya, ketika bangun tidur, tubuh umumnya mengalami kekurangan energi. Pada pagi hari sebelum sarapan, kadar gula darah cenderung turun, padahal gula darah merupakan sumber energi. Namun setelah sarapan, cadangan energi bertambah, dua jam kemudian kadar gula darah lebih tinggi daripada saat puasa.


Aktivitas terganggu


Tubuh kita bagaikan mobil balap yang membutuhkan "bahan bakar" untuk beraktivitas setiap saat. Tanpa "bahan bakar" dapat dipastikan "mobil" ini akan tersendat-sendat ketika berlaga. Para ahli kesehatan menyarankan bahwa sarapan sangatlah penting dalam menyumbangkan energi untuk kegiatan mulai dari pagi hingga siang hari. Sarapan merupakan sumber energi utama bagi aktivitas sel-sel darah, fisik, maupun otak seperti berpikir, belajar, mengingat, dan berkonsentrasi. Sumbangan energi dari sarapan lumayan besar. 

Dengan bersarapan sesuai porsi yang dianjurkan para ahli yakni 20-25% dari kebutuhan gizi kebutuhan sehari lalu ditambah ngemil, 2 -3 jam kemudian sebanyak 10 - 15% lagi, tubuh akan mendapatkan energi yang signifikan sampai siang hari ketika energi baru disuplai. Selain urusan energi, bersarapan juga membuat lambung kembali terisi sehingga asam lambung ternetralisir. Perut yang dibiarkan kosong terlalu lama akan meningkatkan asam lambung dan menimbulkan rasa perih di perut. Karenanya, bagi penderita sakit mag (gastritis), sarapan sangatlah penting agar kadar asam lambung terjaga.

Balas dendam

Sejumlah orang berpendapat bahwa makan utama dua kali, yaitu makan siang dan makan malam, kebutuhan gizi tubuh sudah akan terpenuhi. Urusan kebutuhan gizi mungkin terpenuhi, namun pola makan demikian, justru berbahaya bagi kesehatan. Sebab, ketika tubuh lapar di siang hari setelah "berpuasa" lebih dari 12 jam, tubuh akan melakukan "balas dendam". Dalam keadaan seperti ini, perut yang sejak beberapa lama kosong tiba-tiba meregang karena serbuan makanan dalam jumlah besar. Bila hal ini terjadi, bukan tak mungkin orang tersebut akan merasa mual dan mengalami sakit perut atau keluhan lainnya. Tak hanya itu! Dampak pola makan seperti itu pun akan meningkatkan resiko gangguan metabolisme seperti kolesterol darah yang tinggi. 

Ketentuan khusus waktu sarapan adalah 10-12 jam setelah makan malam terakhir karena saat itu cadangan energi (glikogen) sudah "kosong" dipakai oleh tubuh semalaman untuk kerja organ-organ tubuh yang bekerja tanpa henti. Melihat tubuh bisa tahan "puasa" selama itu sebenarnya kalau tidak sempat sarapan di rumah, bawa saja. Bisa dimakan di jalan ataupun dikantor / sekolah saat istirahat.

Bagian dari diet sehari 

Sarapan juga bagian dari pola makan (diet) satu hari. Karenanya prinsip pola makan gizi seimbang tetap berlaku. Yakni ada unsur karbohidrat kompleks berupa nasi, kentang sereal (gandum atau havermout) dan produk olahannya seperti roti, biskuit, cracker, mi, dan lain-lain. Unsur gizi ini sebaiknya 55-60%. Selanjutnya jangan lupakan protein. Pilihlah protein seperti telur, susu, dan yoghurt. Komposisi gizi ini perlu mencapai 10-15% dengan kadar lemak 20-25%. Jangan lupa kecukupan kandungan serat pula.

intisari-online

0 Response to "Apakah Sarapan itu Penting?"

Post a Comment

wdcfawqafwef